Jumat, 07 September 2012

Instrumen CR

INSTRUMEN CR

instrumen-instrumen yang terdapat pada computed radiology (CR), sebagai berikut :
A. Kaset (Cassette)
B. Scaner / Reader
C. Consol


A. Kaset ( Film / Screen ) Analog
  Phospor screen (IS) pada kaset analog berfungsi mengubah sinar-x menjadi sinar tampak (gadolinium oxysulfide atau lanthanum oxybromide). Kaset CR hanya berisi plate yang dilapisi phospor /  storage phospor screens (barium fluorohalide), bentuknya seperti IS namun tanpa film sehingga dapat dipakai berulang-ulang


Cara Kerja Kaset CR :
1. Storage phospor screen di ekspose seperti biasa
2. Phospor menyerap radiasi pada derajat yang berbeda-beda tergantung pada area anatomikal nya
3. Phospor di isi oleh radiasi, besar nya isian tersebut tergantung kepada besarnya energi sinar-x yang diserap
4. isian ini bertahan dalam materi phospor sampai dihapus

Jenis-jenis kaset CR :
1. Kaset general purpose :
a. terdiri dari jenis rigid screen dan flexible screen
b. dipakai untuk radiografi konvensional
c. memori terpakai 9 - 15 MB / Image
d. terutama untuk aplikasi CHEST pada MCU masal, rata" foto thorax berkapasitas 10 MB / Image
e. Rigid Screen = tidak terjadi kontak mekanikal phospor, berusia pakai lebih lama dibanding dengan fleksibel screen, yang di transport oleh roller
f. memakai single atau double phospor layer
g. resolusi sekitar 70 - 115 micron
h. ukuran nya bervariasi : 15 x 30 cm ,  18 x 24 cm, 24 x 30 cm, 35 x 35 cm, dan 35 x 43 cm




2. Kaset Panjang (Long Length / Full Spine)
a. dipakai untuk radiografi pada tulang panjang, dan tulang belakang
b. pada kasus chiropractic untuk melihat tulang, study scoliosis, dan koreksi operasi
c. ukuran yang biasa dipakai  35 x 84 cm (portable), 43 x 129 cm atau sambungan dari 4 kaset berukruan 35 x 43 cm (wallfixed)
d. memerlukan software khusus untuk menyatukan gambar


3. Kaset ber resolusi tinggi (HR/EHR)
a. bisa dipakai untuk mammografi yang memerlukan ketelitian tinggi
b. resolusi 43,5 - 5 mikron meter
c.  Ukuran : 18 x 24 cm dan 24 x 30 cm
d. Kapasitas memori mencapai 30 MB / Image, sehingga waktu scanning lebih lama dari general purpose


B. Scanner - Scanning
adalah alat untuk membaca informasi sinar-x yang diterima oleh kaset CR / PSP secara analog dan merubah informasi tersebut menjadi data digital, sementara scanning merupakan proses nya, dan scanner adalah alatnya atau bisa juga disebut Digitizer.

cara kerja scanner :
a. kaset yang akan dibaca di tandai dengan barcode terlebih dahulu agar sesuai dengan pasien dan pemeriksaan
b. didalamnya terdapat reaktor laset (optical), dengan bantuan sinar laser untuk merangsang aktifasi phospor (stimulate) dan detektor (PMT) untuk menangkap emisi phospor sebagai informasi yang akan dioleh menjadi data
c. data tersebut diolah dan divisualisasikan dalam format digital
d. setelah selesai proses scan, informasi yang ada pada plate kemudian dihapus dengan memaparkan sinar intensitas tinggi supaya plate bisa dipergunakan kembali.
e. seluruh sistem itu digerakkan secara motorik / mekanik

Scanning dilakukan selama 20 ms per garis, sinyal yang diterma PMT masih berwujud analog lalu didigitalisasi oleh digitizer.



 
C. CONSOL 

konsol pada CR adalah perangkat keras dan lunak sperti hal nya perangkat komputer di rumah atau yang biasa kita sebut sebagai Personal Computer (PC) yang terdiri dari :
a. Monitor
b. CPU
c. Cassette ID Scanner - barcode reader
d. DICOM store / server

pada perangkat lunaknya memiliki bermacam pilihan sesuai dengan kebutuhan CR seperti mammografi, longlength image, Enchancement, dsb. semakin lengkap fitur yang dimiliki CR, semakin mahal juga harga dari CR tersebut. sedangkan DICOM (Digital Imaging and Communication on Medicine) adalah sistem penyimpanan image dalam kapasitas medis yang memerlukan ketelitian sehingga kapasitasnya besar (MB/image)





Fungsi Konsol :
a. Memasukan data pasien
b. menentukan alur kerja radiologi
c. mengolah data dan image pasien sesuai dengan jenis pemeriksaannya
d. melakukan quality control image sebelum didistribusikan
e. melakukan pendistribusian image untuk mencetak image pada printer, kepentingan backup menggunakan CD/DVD, untuk share menggunakan jaringan RIS/HIS.




- - Cafe Radiologi - -

Munir dan Perempatan Jalan yang Diblok

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/JQtGtJ68v9F3kvYJVH3w.w--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yOTM7cT04NTt3PTUxMg--/http://media.zenfs.com/id-ID/News/tempo/138559.jpg 
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, delapan tahun silam di Bandar Udara Changi, Singapura, seorang pria yang berniat menuntut ilmu ke Belanda harus berakhir hidupnya. Dia adalah Munir Said Thalib. Pegiat hak asasi manusia, pengacara, dan pembela buruh itu meninggal di dalam pesawat Garuda Indonesia karena diracun.
Sejumlah nama sudah terseret dalam kasus ini. Ada Muchdi Purwoprandjono yang disebut otak dibalik pembunuhan pada 7 September 2004 itu. Tapi bekas Deputi di Badan Intelijen Negara itu kini bisa melenggang bebas. Ada pula Pollycarpus Budihari Prijanto yang mendekam 20 tahun di penjara.
Meski dua sudah terseret hukum, tapi keadilan dari kematian Munir dirasa belum bisa dipenuhi, sebab masih ada yang bebas. Jadi peringatan sewindu kematian Munir, adalah bagian dari melawan lupa kejadian yang mencoreng penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
"Munir itu simbol banyak korban pelanggaran Hak Asasi Manusia," ujar pembuat film Dokumenter Munir, Kiri Hijau Kanan Merah, Dhandy Laksono, ketika dihubungi, Selasa, 4 September 2012.
Munir adalah lambang perjuangan kaum yang tertindas yang dulu dibantunya. Mulai dari korban di Aceh, Papua, kasus buruh Marsinah hingga Timor Leste. "Dia itu perempatan jalan," kata Dhandy menambahkan.
Kalau perempatan jalannya diblok, ia melanjutkan, maka keseriusan pemerintah untuk penuntasan kasus tersebut juga jadi tanda tanya. "Dia memang hanya satu orang, tapi dia adalah pusat dari sejumlah kasus," ujar Dhandy.
Apalagi Munir sebelum meninggal dikenal sebagai sosok yang dekat dengan pejabat kepolisian atau pejabat militer. »Tokoh yang dekat saja bisa dibunuh, apalagi orang-orang kecil,” kata Dhandy. Dan, ia mengingatkan, Munir dibunuh di era reformasi, waktu Indonesia mulai membenahi wajah penegakan Ham.
Koordinator Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM), Choirul Anam, menguraikan penuntasan kasus suami Suciwati itu, bisa memperbaiki citra Indonesia di dunia. "Ini menunjukkan Indonesia tidak kalah dengan kesewenang-wenangan dan kekerasan," kata dia yang dihubungi, 6 September 2012.
Kasus kematian Munir, ia menjelaskan, juga menunjukkan seberapa jauh reformasi berjalan di lembaga koersif, khususnya Badan Intelijen Negara. "Lembaga tersebut selama ini dikenal untouchable," ujar Choirul. Ada informasi yang tak transparan ada pula proteksi kekuasaan. Munir, ia memberi penekanan, adalah manusia biasa. "Tapi ia istimewa karena keberaniannya."

Apa sih Angin Duduk ?

http://l.yimg.com/bt/api/res/1.2/2RMI13XhmXsgxq2pYhRibQ--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0zNzA7cT04NTt3PTM3MA--/http://media.zenfs.com/id-ID/News/ghiboo.com/heart-attack-50471c686c95a.jpg
Ghiboo.com - Istilah angin duduk digunakan untuk menggambarkan gejala nyeri dada seperti rasa ditekan, keluar keringat dingin, perut kembung, ulu hati seperti ditusuk-tusuk sehingga menimbulkan rasa mual, dan dianggap lebih parah dari masuk angin biasa.
Langkah yang umum dilakukan adalah dengan minum larutan tolak angin, menggosokkan balsam, atau melakukan kerokan di bagian tubuh yang dirasa sakit.Namun, bisa saja 30 menit kemudian penderita meninggal dunia.
"Itu terjadi pada suami saya. Sehari sebelum meninggal, dia masih mengajak anak-anak bersepeda. Sorenya, mencuci mobil di halaman depan. Esok paginya, dia sehat bugar ketika berangkat kerja."
"Menjelang siang, dia telepon dan mengaku nyeri dada disertai berkeringat gede-gede. Ketika teman kantor mengajaknya makan siang, mereka mendapati suami saya sudah tertelungkup ke atas meja dan tidak bernapas lagi."
"Sebelumnya, dia memang sering mengeluh nyeri di bagian bawah dada. Begitu dikerok, sembuh, makanya kami menduga itu adalah angin duduk," cerita Mercy Sinambela, 38 tahun.
Di dalam dunia medis, istilah angin duduk mengarah pada penyakit jantung yang disebut Sindroma Koroner Akut (SKA). SKA adalah salah satu manifestasi klinis dari Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian.
Gejala awalnya berupa nyeri dada yang disebut angina pectoris, yaitu suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada. Sejauh ini, penderitanya lebih banyak orang dewasa - terutama pria - yang tidak menjalankan pola atau gaya hidup sehat.
"Kasus yang paling banyak terjadi adalah pasien tidak cepat memeriksakan diri meski sudah mengalami gejala-gejala tadi. Jadi jika Anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apa pun termasuk melakukan hubungan seksual. Secepatnya pergi ke rumah sakit untuk ditangani oleh ahli jantung atau dokter bagian kardiovaskular," saran dokter Femmy Nurul Akbar, SpPD yang ditemui disela-sela tugas prakteknya sebagai Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan.
Angina terjadi saat istirahat dan terus menerus, biasanya lebih dari 15 menit. Angina mengalami peningkatan dengan semakin lama waktu nyerinya atau lebih mudah tercetus.
Melalui sebuah jurnalnya, Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Prof. DR. dr. Teguh Santoso, SpPD, menyarakan agar pasien segera mendapatkan pertolongan tidak lewat dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama.
Variasi rasa nyerinya, menurut Profesor Teguh, dada seperti ditekan, diremas-remas yang rasanya menjalar ke leher dan lengan, atau merasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin. Keluhan dapat merambat ke kedua rahang gigi, bahu, serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti maag.
Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi). Penyempitan tersebut menyebabkan sebagian jantung tidak mendapat oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga pasokan darah ke jantung pun tidak seimbang. Kondisi ini akhirnya mengakibatkan kerusakan pada otot jantung yang dapat menyebabkan kematian.
Prof. Teguh mengatakan, satu-satunya pencegahan yang dapat dilakukan hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat antiplatelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau mengantisipasi ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan oksigen ke jantung dengan nitat, betabloker, dan kalsium antagonis.
"Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang, ya aspirin. Selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri, obat ini juga untuk melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat. Kalau berdasarkan hasil diagnosa dokter Anda menderita gangguan jantung, sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun Anda pergi, sebagai pertolongan awal sebelum ke rumah sakit. Berikutnya, ikuti semua saran dokter dalam hal pengobatan medis dan pola hidup sehat. Kesembuhan Anda, tergantung pada kepatuhan Anda pada dokter yang menangani," tegas dokter Femmy. (ib)
(Majalah Good Housekeeping Indonesia, edisi Maret 2011)

Timnas Pecah, Menakar Logika, dan Hukuman Untuk Mereka

 Oleh : Hendra Wardhana

Resmi sudah Timnas Sepakbola Indonesia pecah. Setelah sempat diragukan dan hanya dianggap menggertak, La Nyalla di bawah bendera PSSI-KLB yang ia kibarkan akhirnya benar-benar membentuk Tim sendiri.

Sebenarnya menurut saya Timnas tetap dan hanya satu yakni tim yang berada di bawah bendera PSSI yang sah diakui FIFA & AFC. Jika kemudian banyak yang memilih menggunakan istilah “dua Timnas” atau “Timnas pecah” itu karena dampak ambisi kubu yang berseberangan untuk mempertahankan eksistensi (baca : ambisi) dengan membentuk opini serta propaganda. Hal itu kebetulan sejalan dengan anggapan masyarakat yang masih terbiasa melihat para pemain bintang yang dulu membela Garuda kini berada di kubu sempalan. Dan sebagian masyarakat belum bisa lepas dari “kebiasaan” itu. Mereka mungkin lupa kalau banyak fakta di kehidupan yang tidak berarti apa-apa tanpa legalitas.

Meski berisi banyak pemain bintang, secara de jure mereka tidak berada di bawah federasi yang sah. Secara de facto pun mereka bukan Timnas. Sesulit apapun ini harus diakui dan dimengerti seperti halnya kita patuh pada aturan dan norma pergaulan sehari-hari.

Saya tidak berpihak keras kepada PSSI dan Djohar Arifin, bagaimanapun harus diakui semua masalah pelik saat ini tak lepas dari beberapa kesalahan PSSI di awal kepemimpinannya. Namun demikian saya pun tak menaruh respek tinggi pada gerakan KPSI yang dikomandani La Nyalla.

Lalu mengapa sepakbola Indonesia akhirnya bisa menjadi elegi semacam ini ?. Jujur saya tak menyangka akan sepanjang ini drama sepakbola Indonesia. Di saat negara lain memasuki era baru sepakbola dengan segudang mimpi yang sebagian sudah mewujud menjadi prestasi, kita justru masih berkutat pada konflik dan terus membentuk konflik baru hingga akhirnya diam di tempat dan terdorong mundur.

Saya setuju dengan pendapat beberapa pengamat yang menyatakan kesalahan PSSI yang merombak total Liga serta memasukkan tim-tim “gratisan” bukanlah pemicu sesungguhnya. Masalah itu terlalu kecil dan sangat bisa diperbaiki bersama-sama. Namun rupanya dari situlah kelompok lain mendapatkan momentumnya. Momentum yang berhasil mereka kelola dengan baik. Dan sayangnya itu mendapat dukungan dari banyak pemain dan aktor klub di Indonesia.

KPSI dengan gerakannya tidak akan menjadi besar jika sebagian pemain itu dan aktor-aktor klub mereka tidak turut mendukungnya. Tapi mau dikatakan apalagi, klub beserta aktor-aktornya terlanjur menjadi bagian rezim yang tak ingin dibersihkan dan kehilangan zona nyaman. Sementara para pemain yang memilih berdiri di bawah kibaran bendera KPSI membuat saya tak habis fikir untuk menerka apa yang ada di benak mereka. Di mana akal sehat mereka ?. Alur berfikir logis seperti apa yang mengisi kepala mereka.

Jika hanya bermain di Liga Super Indonesia (LSI) menurut saya itu bukan masalah. Sayapun menikmati pertandingan LSI. Harus diakui di sanalah mereka mencari nafkah bersama klub. LSI juga sebelumnya dianggap AFC sebagai salah satu liga teramai di Asia. Oleh karena itu pula AFC tidak gegabah membubarkan LSI atau menghukum para pemain dan klub. AFC melalui Komite Bersama memilih berusaha mendudukkan LSI bersama PSSI untuk merintis liga dengan format baru.

Tapi cerita itu kini sudah berkembang sedemikian besar dan menurut saya berpotensi menjadi hal yang lebih serius dibanding sekedar dualisme liga atau federasi sempalan. Tak mengapa mereka bermain di Liga Super, tapi jika kemudian mereka ikut bergabung ke dalam Timnas tandingan yang berarti juga turut membesarkan ambisi kelompok yang sudah jelas tak membawa kebaikan kepada sepakbola Indonesia, maka mereka sudah selayaknya mendapatkan pelajaran.

Mengapa demikian ?. Apa kita pernah membayangkan sebelumnya jika Timnas tandingan itu bertanding, dengan siapapun itu, apa yang akan mereka kenakan ?. Inilah yang menurut saya akan menjadi kesedihan terdalam dibanding turunnya peringkat FIFA Indonesia yang tidak ada apa-apanya. Saya tak bisa membayangkan jika nantinya Timnas kubu KPSI memakai jersey dengan logo PSSI atau Garuda bersanding dengan logo bendera Merah Putih. Apakah itu salah ?. Bukankah setiap orang Indonesia berhak mengenakan dan menunjukkan simbol kebanggaan negaranya ?. Mungkin tidak salah. Namun dalam konteks Timnas tandingan dan KPSI ini akan menjadi sebuah tragedi.

Mungkin saya berlebihan. Tapi mari kita bayangkan PSSI yang dulu dibentuk sebagai salah satu roda penggerak sekaligus perwujudan persatuan, Merah Putih yang menjadi bingkai dari persatuan serta Burung Garuda sebagai lambangnya, kini dipertaruhkan. Perlawanan KPSI terhadap PSSI serta dua timnas yang saling dibenturkan tanpa mereka sadari telah menjadikan simbol-simbol agung tersebut sebagai alat untuk bertarung.

Kita tentu tak bisa menerima satu bendera Merah Putih yang sama digunakan untuk menghancurkan sesama. Tak bisa dibayangkan Garuda dijadikan tameng untuk sebuah niat yang tak baik. Dan saya rasa KPSI telah mencapai tahap seperti demikian dengan membentuk Tim yang mereka sebut Timnas lengkap dengan jargon “The Real Garuda”. Sangat menyedihkan. Garuda adalah simbol suci sekaligus kebanggaan yang tak seharusnya dikotori.

Kini bukan saatnya lagi bicara apa kesalahan PSSI yang menjadikan KPSI ada. Bukan lagi sekedar kompetisi mana yang lebih profesional, LSI atau LPI. Saya setuju dengan pendapat yang menyatakan keduanya tak profesional dan jauh dari gambaran liga yang ideal. Bukan saatnya lagi menebar wacana “tandingkan Timnas LSI dan LPI, pemenangnya itulah Timnas Indonesia”. Sekali lagi menurut saya Timnas hanya satu. Timnas tidak dibentuk dari sebuah adu gengsi, adu ambisi dan adu kuat. Timnas bukan sekedar sekumpulan pemain hebat atau kumpulan pemain amatir. Timnas adalah wujud persatuan dengan tujuan memuliakan Indonesia.

Di sisi lain PSSI pun perlu membersihkan diri dari segenap dendam dan titipan kepentingan. Selanjutnya federasi sepakbola beserta otoritas terkait yang berwenang perlu menimbang pelajaran apa yang pantas diberikan kepada orang-orang yang telah mempertaruhkan Merah Putih dan Garuda sebagai tameng ambisi kekuasaan mereka.

Kepada La Nyalla dan aktor-aktor KPSI tidak berlebihan jika mereka dilarang berkecimpung di sepakbola Indonesia selama seumur hidup. Menurut saya mereka telah mencederai makna persatuan dengan mengeksploitasi sepakbola Indonesia serta membawanya sebagai alat untuk mengejar ambisi kelompok dan pribadi. Kiprah mereka selama belasan tahun juga tak menghadirkan prestasi membanggakan. Pun demikian dengan klub, pengurus dan semua aktor yang mendukung di belakangnya, meski mungkin beratnya hukuman tak sama dengan aktor intelektual KPSI.

Kepada pemain yang telah menentukan pilihannya, PSSI pun tak perlu enggan untuk menentukan pelajaran kepada mereka. Mereka mungkin pemain bintang, tapi mereka hanya bagian kecil dari pemain-pemain yang bisa diharapkan lebih untuk berprestasi di masa-masa mendatang. Secara pribadi saya telah kehilangan respek kepada M. Ridwan, Ferry Rotinsulu dan rekan-rekannya yang berdiri di bawah kibaran bendera KPSI. Benar bahwa mereka adalah pemain hebat, bermain di liga teramai, walau juga tak berprestasi selama di Timnas. Kata profesional yang mungkin mereka jadikan alasan hanya tepat digunakan di klub dan liga. Jargon profesionalisme mereka sama sekali tak berlaku dalam konteks Timnas KPSI. Di luar apakah mereka sadar atau tidak dengan tindakan itu, di luar logika yang mereka gunakan untuk menentukan pilihan, kenyataannya mereka turut membesarkan KPSI beserta ambisinya. Oleh karena itu PSSI seharusnya tak ragu lagi untuk menghukum mereka. Tak perlu berupa larangan berkiprah di pentas sepakbola nasional, cukup saja dengan menutup pintu Tim Nasional untuk mereka selamanya. Berlebihankah ?. Tidak. Jika belajar dari profesionalitas sepak bola luar negeri, sudah banyak contoh federasi dan pelatih yang menghukum pemain dengan menutup pintu Tim Nasional kepada beberapa pemain mereka.

Saya yakin beberapa pemain itu tahu akan tindakan mereka. Namun mereka sepertinya memiliki logika sendiri yang susah untuk dimengerti. Bisa jadi ada gengsi dalam benak mereka. Gengsi kalau selama ini bermain satu tim dengan rekan-rekan yang oleh masyarakat Indonesia sebut sebagai bintang. Gengsi yang membuat mereka enggan mempertaruhkan kehebatannya jika harus bergabung dengan tim yang berisikan para debutan yang sayangnya dicap amatir oleh sebagai masyarakat juga. Maaf jika pendapat ini cenderung buruk sangka, tapi saya merasakan itu. Dan gengsi mereka terpenuhi di Timnas KPSI meski itu akhirnya mencederai makna PSSI, Merah Putih dan Garuda. Meski gengsi itu sesungguhnya semu belaka.

Kehilangan satu generasi yang konon berisikan pemain hebat takkan membuat sepakbola Indonesia runtuh. Saya yakin itu. Meski jika masih bisa diperbaiki saya tak berharap satu generasi ini dipangkas seluruhnya. Namun memandang remeh para debutan di Tim Nasional Indonesia juga sama artinya merendahkan kekuatan bangsa sendiri. Benar kita kalah 10-0 dan itu menyakitkan. Benar kita kini ada di bawah Malaysia dan Vietnam, itu menyedihkan.

Kebiasaan yang akhirnya membuat kita menganggap hasil kekalahan itu sebagai aib abadi negeri ini. Tanpa kita pernah merasakan pukulan hebat juga dialami Belanda saat gagal menembus Piala Dunia atau saat tim mapan Inggris dibantai panser muda Jerman. Kebiasaan yang seolah menutup mata kita akan harapan yang mungkin lebih baik. Timnas U-22 yang banyak dicap berisi pemain amatir, tapi dalam 3 bulan saja mereka sudah bisa bermain atraktif meski belum memenuhi kriteria baik dan konsisten. Lihatlah juga para Garuda 17 tahun yang sukses mengalahkan raksasa Asia Arab Saudi dan itu terjadi di Malaysia.

Konflik sepakbola negeri ini sudah tak elok lagi untuk diteruskan. Apa kita harus memutar sejarah untuk melihat slide-slide lama tentang kejayaan dengan semangat persatuan dalam lambang PSSI, Garuda dan Merah Putih ?.

Badai ini akan berlalu meski mungkin harus dengan cara yang ekstrim. Namun setelah itu seperti hutan yang mengalami suksesi dan dijaga, sepakbola Indonesia perlahan akan tumbuh menghasilkan buah yang manis dengan segenap potensinya.
\Semoga.

Kamis, 06 September 2012

Pulau Indonesia dijual online

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan dan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia mengaku belum tahu mengenai situs penjualan pulau dengan alamat www.privateislandonline.com. Dalam situs tersebut, terpasang gambar Pulau Gambar di Laut Jawa dan Pulau Gili Nanggu di Lombok yang dijual dengan harga di atas US $ 725 ribu. 
"Kami belum dengar tentang penjualan pulau tersebut," kata Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, dalam konferensi pers di kantornya, Rabu, 5 September 2012.
Pulau Gambar ditawarkan di situs www.privateislandonline.com dengan harga sebesar US $ 725 ribu atau setara dengan Rp 6,8 miliar. Dari informasi yang terdapat di gambar, disebutkan bahwa pulau tersebut dideskripsikan masih "perawan" dan berada di kawasan Laut Jawa dengan luas sebesar 2,2 hektar.
Di lain pihak, Pulau Gili Nanggu di Lombok yang memiliki luas 4,99 hektar itu ditawarkan dengan harga Rp 9,9 miliar dengan sejumlah fasilitas. Di antaranya 10 unit cottage, tujuh unit bungalow, satu unit restoran, mini bar, kamar, dan area pengembangbiakan kura-kura.
Menanggapi hal ini, pemerintah berjanji untuk mengusut situs tersebut. "Tapi selanjutnya akan dicek, tapi sampai saat ini belum ada," ujarnya.

Rabu, 14 Maret 2012

HIDUP DI INDONESIA MEMANG IS THE BEST !!! :D

Bangun tidur anda minum apa?
Aqua? (74% sahamnya milik Danone prsh Perancis) atau Teh Sariwangi (100% saham milik Unilever Inggris. Minum susu SGM (milik Sari Husada yg 82% sahamnya dikuasai Numico Belanda). Lalu mandi pake Lux dan Pepsodent (Unilever, Inggris). Sarapan berasnya beras impor Thailand (BULOG pun impor), gulanya jg impor (Gulaku). Santai abis m...a...kan rokoknya Sam...poerna ( 97% saham milik Philip Morris Amerika). Keluar rumah naik motor/mobil buatan Jepang, Cina, India, Eropa tinggal pilih. Sampe kantor nyalain AC buatan Jepang, Korea, Cina. Pake komputer, hp (operator Indosat, XL, Telkomsel smwnya milik asing; Qatar, Singapur, Malaysia). Yuk belanja ke Carefour, punya Perancis klo gitu ke Alfamart (75% sahamnya Carefour). Bgmn dg Gia...nt? Ini punya Dairy Farm Internasional, Malaysia pemilik yg sm dgHero. Malam2 iseng ke Circle K dari Amerika. Ambil ATM di BCA, Danamon, BII, Bank Niaga ah semuanya udh milik asing walaupun namanya msh Indonesia. Bangun rmh pake semen Tiga Roda Indocement skrg milik Heidelberg Jerman (61,70%). Semen Gresik milik Cemex Meksiko, Semen Cibinong punyanya Holcim (Swiss). Masih banyak lagi kalo mau diterusin. Btw BB andapun buatan Cina, beda tipis sama saya punya buatan Canada.
Sadarkah Indonesia saat ini sedang terjajah? Bahkan untuk hidup di negeri ini pun sulit.
Tenang, Minimal kita masih punya KORUPTOR ASLI INDONESIA...!!!
Mantap kan!
Seharusnya kita bisa mandiri karena negeri ini mengandung banyak kekayaan alam yang menjanjikan...

Selasa, 17 Januari 2012

JAGALAH BUMI KITA



"SEBUAH SURAT DARI MASA DEPAN"

Kepada, Yth
Manusia

Aku hidup di tahun 2050. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun. Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih. Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku.

Aku teringat di saat aku berumur 5 tahun semua sangat berbeda, masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya. Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang di basahi dengan minyak mineral. Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan. Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air.

Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja.

Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: “JANGAN MEMBUANG-BUANG AIR” tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas. Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering. Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus.

Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya. Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis.

Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari. Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari.

Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju; pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.

Manusia di zaman kami kelihatan menyedihkan: tubuhnya sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis. Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun.

Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang.

Morfologi manusia mengalami perubahan: manusia sekarang menghasilkan/melahirkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. [31.102 galon] Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkualitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas. Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun.

Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata.

Di sini di tempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam. Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi. Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli.
Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.

Dia lalu bertanya, "Ayah... Mengapa tidak ada air lagi sekarang?" Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku... Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian alam… dan banyak orang lain juga demikian!

Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa mengubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya, Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.

Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi… Pada saat itu masih ada kesempatan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini!

Tolong kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang. Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi kenyataan dan terjadi di sekitar kita. Lakukanlah untuk anak dan keturunanmu kelak.

“AIR DAN BUMI UNTUK MASA DEPAN”

“TANAMLAH SEBANYAK-BANYAKNYA POHON DAN HEMATLAH AIR”

“UNTUK ANAK DAN CUCUMU KELAK DI MASA DEPAN”

Sekarang...

Ini adalah pilihanmu...

Untuk menjaga planet kita yang indah ini,

atau

menjadi egois dan tidak menghiraukan kebutuhan generasi mendatang ...

*Talk Less Do More* (gak usah banyak ngomong, cepet lakukan) =)